Lokomotif CC204 adalah sejenis lokomotif yang dirakit khusus di Indonesia, yaitu hasil kerja sama antara PT General Electric Lokomotif Indonesia yang merupakan perusahaan kerja sama antara General Electric Transportation dengan Industri Kereta Api Madiun (INKA). Lokomotif ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu CC204 produksi pertama yang bentuknya seperti CC201, dan CC204 produksi kedua yang bentuknya seperti CC203.
Keduanya sama-sama bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer Brightstar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Mayoritas lokomotif ini terletak di dipo lokomotif Bandung (BD). Lokomotif CC204 08 dan seterusnya dibeli oleh PT. Kereta Api Indonesia senilai Rp 20.000.000.000,00. Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 gerbong. Kecepatan maksimal lokomotif yang diperbolehkan adalah 120 km/jam.
Jati Diri
- ganyonks
- Jangan takut mencoba hal yang baru, gapailah impianmu...Tapi ingatlah, tak peduli kemana kamu pergi, KELUARGA tempat kamu kembali.....
Rabu, 10 Agustus 2011
CC20145
CC20145 terkenal karena sering terjadi peristiwa aneh dengan lokomotif tersebut. Sejak pertama kali dibeli CC20145 sudah sering dicap sebagai loko yang sangat bermasalah. Walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC20145, namun sering terjadi kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa penjelasan yang jelas. CC20145 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah timur. Pernah suatu ketika saat lokomotif itu menarik Bima tiba-tiba terjadi tabrakan. Setelah diperbaiki, ia kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Ia kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi CC20145 sekali lagi mengalami tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau kendaraan bermotor yang dialami CC20145 rupanya cukup sering, belum lagi kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.
Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC20145 diuji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga loko melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC20145 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.
Merasa kebingungan dengan CC20145, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC20145, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak sekali terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya diputuskan selain diperbaiki secara material, CC20145 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC20145. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.
Anehnya setelah ritual ini CC20145 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC20145 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat semacam lubang untuk double traksi.
Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC20145 diuji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga loko melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC20145 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.
Merasa kebingungan dengan CC20145, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC20145, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak sekali terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya diputuskan selain diperbaiki secara material, CC20145 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC20145. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.
Anehnya setelah ritual ini CC20145 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC20145 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat semacam lubang untuk double traksi.
Argo Lawu
Kereta Api Argo Lawu adalah kereta api kelas eksekutif argo yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Jakarta (GMR) - Solo Balapan (SLO) dan sebaliknya.
Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakarta, Stasiun Karanganyar. Purwokerto, dan Jatinegara (arah Jakarta).
Pada ujicoba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang berarti melayani perjalanan Jakarta - Solo dengan waktu tempuh 7 setengah jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50. Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi brand Argo dengan nama KA Argo Lawu.
Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak disebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km.
Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta - Solo dilakukan pada malam hari.
Rangkaian KA Argo Lawu terditi dari 7-8 gerbong kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan (KM), dan 1 gerbong Bagasi & Pembangkit Listrik (BP). Sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian gerbong baru buatan INKA.
Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakarta, Stasiun Karanganyar. Purwokerto, dan Jatinegara (arah Jakarta).
Pada ujicoba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang berarti melayani perjalanan Jakarta - Solo dengan waktu tempuh 7 setengah jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50. Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi brand Argo dengan nama KA Argo Lawu.
Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak disebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km.
Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta - Solo dilakukan pada malam hari.
Rangkaian KA Argo Lawu terditi dari 7-8 gerbong kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan (KM), dan 1 gerbong Bagasi & Pembangkit Listrik (BP). Sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian gerbong baru buatan INKA.
Selasa, 09 Agustus 2011
New ARGO JATI
Kereta Api Argo Jati adalah kereta api kelas eksekutif argo yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Jakarta (GMR) - Cirebon dan sebaliknya.
Kereta ini diluncurkan perdana pada tanggal 12 April 2007 pukul 14.00 dengan loko CC20335. Rangkaian kereta yang digunakan KA Argo Jati adalah bekas sebagian rangkaian gerbong KA Argo Gede Bandung - Jakarta yang dihapus pengoperasiannya. Jadwal keberangkatan KA Argo Jati adalah: KA 15 Dari Cirebon pukul 05.45 dan tiba di Gambir pukul 08.32. Berangkat lagi dari Gambir dengan KA 16 pukul 09.00 dan tiba di Cirebon pukul 11.42. Berangkat lagi dengan KA 17 pukul 14.00 dan tiba di Gambir pukul 16.48. Berangkat lagi dengan KA 18 pukul 17.10 dan tiba di Cirebon pukul 19.58. Kereta api Argo Jati berangkat dari stasiun Kejaksan dan hanya berhenti di Stasiun Jatibarang, Stasiun Jatinegara dan mengakhiri perjalanannya di Stasiun Gambir.
Peluncuran perdana KA Argo Jati dilaksanakan pada tanggal 12 April 2007 yang merupakan hasil improvisasi/peningkatan dari KA Cirebon Ekspress yang diresmikan tanggal 13 Mei 2005, sebagai cikal bakalnya KA Argo Jati. Animo masyarakat kota Cirebon dan sekitarnya terhadap layanan kereta api kelas eksekutif yang semakin meningkat, sehingga PT. Kereta Api Indonesia (persero) berupaya meningkatkan layanan kelas eksekutif argo di jalur Jakarta (GMR)-Cirebon. Dengan pola operasi 2 kali PP diawali pemberangkatan awal dari Cirebon di pagi hari kembali dan berangkat lagi ke Jakarta pada siang harinya. Rangkaian KA Argo Jati terdiri dari 6 gerbong kelas eksekutif (seperti) pesawat (K1), 1 gerbong kereta makan/restorasi (seperti) pesawat (KM), dan 1 gerbong Kereta Pembangkit (MP).
Sejak Selasa, 3 November 2010, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengganti rangkaian KA Argo Jati dengan rangkaian (seperti) pesawat dan berubah nama menjadi (KA) New Argo Jati. Fasilitas yang dimiliki oleh kereta baru ini sangat memanjakan penumpang, dikarenakan selain adanya pendingin udara yang lebih baik, juga terdapat fasilitas lainnya.Masing-masing kereta dilengkapi dengan informasi petunjuk urutan kereta secara digital. Terdapat pula running text, yang dapat mengetahui kecepatan KA, Stasiun serta tanda waktu. Disediakan bagasi barang yang tertutup layaknya di pesawat terbang. Dan juga ruang bagasi yang luas di ujung kereta guna menyimpan barang-barang yang lebih besar. Mata penumpang pun dimanjakan oleh tayangan audio video dan TV flat dengan gambar serta suara lebih jernih. Di masing-masing kursi penumpang yang nyaman sesuai ergonomis dan dapat diputar, pada bagian atasnya terdapat lampu baca dan penerangan yang dapat diatur oleh penumpang. Sumber listrik untuk mengisi ulang baterai laptop atau pun handphone juga ada. Jendela penumpang dimodifikasi minimalis dilengkapi dengan tirai tarik, sehingga penumpang merasa lebih terjaga privasinya. Bagi penumpang yang ingin merokok, telah disediakan ruangan khusus di kereta restorasi. Namun, di bordes pun bisa digunakan untuk merokok dan disana telah disediakan kursi kecil sebagai tempat duduk. Toilet yang tersedia di kereta ini pun tidak kalah nyamannya dengan ruang yang lebih luas. Dan yang paling menarik di rangkaian kereta ini, yaitu adanya fasilitas jaringan wifi yang berada di kereta makan. Yang memungkinkan penumpang untuk mengakses internet selama perjalanan.
Interior :
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Kereta ini diluncurkan perdana pada tanggal 12 April 2007 pukul 14.00 dengan loko CC20335. Rangkaian kereta yang digunakan KA Argo Jati adalah bekas sebagian rangkaian gerbong KA Argo Gede Bandung - Jakarta yang dihapus pengoperasiannya. Jadwal keberangkatan KA Argo Jati adalah: KA 15 Dari Cirebon pukul 05.45 dan tiba di Gambir pukul 08.32. Berangkat lagi dari Gambir dengan KA 16 pukul 09.00 dan tiba di Cirebon pukul 11.42. Berangkat lagi dengan KA 17 pukul 14.00 dan tiba di Gambir pukul 16.48. Berangkat lagi dengan KA 18 pukul 17.10 dan tiba di Cirebon pukul 19.58. Kereta api Argo Jati berangkat dari stasiun Kejaksan dan hanya berhenti di Stasiun Jatibarang, Stasiun Jatinegara dan mengakhiri perjalanannya di Stasiun Gambir.
Peluncuran perdana KA Argo Jati dilaksanakan pada tanggal 12 April 2007 yang merupakan hasil improvisasi/peningkatan dari KA Cirebon Ekspress yang diresmikan tanggal 13 Mei 2005, sebagai cikal bakalnya KA Argo Jati. Animo masyarakat kota Cirebon dan sekitarnya terhadap layanan kereta api kelas eksekutif yang semakin meningkat, sehingga PT. Kereta Api Indonesia (persero) berupaya meningkatkan layanan kelas eksekutif argo di jalur Jakarta (GMR)-Cirebon. Dengan pola operasi 2 kali PP diawali pemberangkatan awal dari Cirebon di pagi hari kembali dan berangkat lagi ke Jakarta pada siang harinya. Rangkaian KA Argo Jati terdiri dari 6 gerbong kelas eksekutif (seperti) pesawat (K1), 1 gerbong kereta makan/restorasi (seperti) pesawat (KM), dan 1 gerbong Kereta Pembangkit (MP).
Sejak Selasa, 3 November 2010, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengganti rangkaian KA Argo Jati dengan rangkaian (seperti) pesawat dan berubah nama menjadi (KA) New Argo Jati. Fasilitas yang dimiliki oleh kereta baru ini sangat memanjakan penumpang, dikarenakan selain adanya pendingin udara yang lebih baik, juga terdapat fasilitas lainnya.Masing-masing kereta dilengkapi dengan informasi petunjuk urutan kereta secara digital. Terdapat pula running text, yang dapat mengetahui kecepatan KA, Stasiun serta tanda waktu. Disediakan bagasi barang yang tertutup layaknya di pesawat terbang. Dan juga ruang bagasi yang luas di ujung kereta guna menyimpan barang-barang yang lebih besar. Mata penumpang pun dimanjakan oleh tayangan audio video dan TV flat dengan gambar serta suara lebih jernih. Di masing-masing kursi penumpang yang nyaman sesuai ergonomis dan dapat diputar, pada bagian atasnya terdapat lampu baca dan penerangan yang dapat diatur oleh penumpang. Sumber listrik untuk mengisi ulang baterai laptop atau pun handphone juga ada. Jendela penumpang dimodifikasi minimalis dilengkapi dengan tirai tarik, sehingga penumpang merasa lebih terjaga privasinya. Bagi penumpang yang ingin merokok, telah disediakan ruangan khusus di kereta restorasi. Namun, di bordes pun bisa digunakan untuk merokok dan disana telah disediakan kursi kecil sebagai tempat duduk. Toilet yang tersedia di kereta ini pun tidak kalah nyamannya dengan ruang yang lebih luas. Dan yang paling menarik di rangkaian kereta ini, yaitu adanya fasilitas jaringan wifi yang berada di kereta makan. Yang memungkinkan penumpang untuk mengakses internet selama perjalanan.
Interior :
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
TURANGGA
Kereta api Turangga adalah kereta api kelas eksekutif satwa yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung (BD) - Surabaya (SBG) dan sebaliknya.
KA Turangga pertama kali beroprasi pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya,stasiun Karanganyar. Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun dan Kertosono.
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif.
Kereta api dengan desain layanan kelas eksekutif satwa ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari. KA Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pkl. 19.00 WIB dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng (SGB) pkl. 07.40 WIB. Rangkaian KA Turangga terdiri dari 6-8 gerbong kelas eksekutif (seperti) pesawat (K1), 1 kereta makan (KM1), 1 kereta pembangkit (P), dan 1 kereta bagasi (B).
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian KA Turangga diganti dengan rangkaian kereta (seperti) pesawat yang memiliki interior hijau.
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai cuaca.
KA Turangga pertama kali beroprasi pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya,stasiun Karanganyar. Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun dan Kertosono.
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif.
Kereta api dengan desain layanan kelas eksekutif satwa ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari. KA Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pkl. 19.00 WIB dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng (SGB) pkl. 07.40 WIB. Rangkaian KA Turangga terdiri dari 6-8 gerbong kelas eksekutif (seperti) pesawat (K1), 1 kereta makan (KM1), 1 kereta pembangkit (P), dan 1 kereta bagasi (B).
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian KA Turangga diganti dengan rangkaian kereta (seperti) pesawat yang memiliki interior hijau.
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai cuaca.
Sancaka
Kereta api Sancaka beroperasi sejak 21 Mei 1997 dan melayani koridor Yogyakarta Tugu - Surabaya Gubeng. Perjalanan sejauh 311 km ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam.
Rangkaian KA Sancaka memiliki kapasitas sebanyak 496 tempat duduk dan menawarkan layanan kelas eksekutif dan bisnis. Sancaka diambil dari nama seekor ular naga sakti yang siap melindungi.
Sejak tanggal 1 Desember 2002 diluncurkan KA Sancaka II yang menawarkan alternatif perjalanan pada pagi hari dari Yogyakarta - Surabaya dan sore atau malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan perjalanan yang ditawarkan oleh Sancaka I).
Rangkaian KA Sancaka memiliki kapasitas sebanyak 496 tempat duduk dan menawarkan layanan kelas eksekutif dan bisnis. Sancaka diambil dari nama seekor ular naga sakti yang siap melindungi.
Sejak tanggal 1 Desember 2002 diluncurkan KA Sancaka II yang menawarkan alternatif perjalanan pada pagi hari dari Yogyakarta - Surabaya dan sore atau malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan perjalanan yang ditawarkan oleh Sancaka I).
Kereta Api BIMA (Biru Malam)
Kereta api Bima adalah kereta api kelas eksekutif satwa yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Jakarta (GMR) - Surabaya (SBG) dan sebaliknya dengan melewati jalur selatan
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 Juni 1967; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia. KA ini melayani perjalanan koridor Jakarta - Surabaya lewat Yogyakarta. Nama Bima merupakan singkatan dari Biru Malam, karena pada awal peluncurannya rangkaian KA ini bercat biru dan beroperasi pada malam hari. Selain itu, kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Karakter itu dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.
Kelas
Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan kereta berfasilitas tempat tidur (couchette) dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal 1 Agustus 2002 dengan mengganti rangkaian KA Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif). Rangkaian KA Bima terdiri dari 8 gerbong kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan (KM1), 1 Kereta Pembangkit Listrik (P), dan 1 Kereta Bagasi (B).
Perjalanan Jakarta Kota - Surabaya Gubeng (825 km) melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Cirebon, Purwokerto,Stasiun Karanganyar, Yogyakarta Tugu, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan Kereta api Mutiara Timur.
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 Juni 1967; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia. KA ini melayani perjalanan koridor Jakarta - Surabaya lewat Yogyakarta. Nama Bima merupakan singkatan dari Biru Malam, karena pada awal peluncurannya rangkaian KA ini bercat biru dan beroperasi pada malam hari. Selain itu, kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Karakter itu dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.
Kelas
Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan kereta berfasilitas tempat tidur (couchette) dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal 1 Agustus 2002 dengan mengganti rangkaian KA Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif). Rangkaian KA Bima terdiri dari 8 gerbong kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan (KM1), 1 Kereta Pembangkit Listrik (P), dan 1 Kereta Bagasi (B).
Perjalanan Jakarta Kota - Surabaya Gubeng (825 km) melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Cirebon, Purwokerto,Stasiun Karanganyar, Yogyakarta Tugu, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan Kereta api Mutiara Timur.
Rabu, 03 Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)